Jasa pembuatan Aplikasi dan website

header ads

Aku Hanya Ingin Punya Pasangan yang Mau Berjuang Demi Masa Depan

Aku selalu suka membayangkan bagaimana melalui masa depan bersamamu. Hidup berdua hingga rambut kita memutih barangkali tak sekali dua kali mampir di otakku.
Aku pernah mendambakan hidup kita seperti ini
Aku pernah mendambakan hidup kita seperti ini .
Di awal pertemuan, mungkin getaran hati kita sudah sama. Getaran hati itulah yang terpancar pada setiap pandangan mata kita. Kadang kita saling mencuri-curi waktu untuk bisa bertemu. Setiap pertemuan yang menyatukan, terus-menerus membuat kita antusias menjalani hari. Tiada hari tanpa tawa dan senyum, baik saat kita bertemu maupun sekedar bertegur sapa di perangkat seluler. Coba engkau bayangkan betapa bahagianya aku?
Ketika kecocokan bersemayam di hatiku, namamu senantiasa terngiang di tiap sudut otakku. Impian untuk membangun masa depan bersama turut terlintas. Bagaimana kau dengan gaun putih rendamu yang mewah bersanding dengan gagahnya diriku lewat satu stel jas hitam.Jujur saja, bahkan aku membayangkan kita berdua terlibat keribetan mengurus anak kita yang mengompol, berlarian ke sana kemari, atau ketika ia menangis meraung-raung karena demam. Lucu, ya?
Mengejar mimpi dan membahagiakan kedua orang tua adalah yang kuingini, tapi kehadiranmu dalam hidupku malah mengacaukan fokus dan konsentrasi.
“Sayang, sedang apa? Aku lagi nongkrong bareng temen-temen kerja, nih.”
Ketika aku bekerja, sering  menerima SMS atau telepon darimu. sedangkan kau terus-menerus menuntutku untuk membalas perhatianmu. Ingin rasanya aku menyampaikan,
“Ayolah, sayang! Ini waktunya bekerja. Jangan terus-terusan memintaku untuk bermanja-manja denganmu. Sebaliknya, inilah waktu yang tepat untukmu agar bekerja keras. Kapan lagi aku akan memulainya, minimal demi masa depan kita?”
Berulang kali aku sampaikan. Berulangkali aku mempertanyakan perihal kebiasaan malasmu. Apakah kau tidak ingin segera meluluskan kuliahmu? Tidakkah kau ingin segera bekerja dan membangun masa depan? Bila kau ingin memulai masa depan yang bahagia dan memulai sebuah pernikahan, bukankah engkau perlu melaluinya dengan kerja keras?
Jujur rasa gundah sering muncul dalam hati. Apa yang perlu dipertahankan lagi, jika aku dan kamu tak lagi satu frekuensi dalam mengejar mimpi?
Semakin lama, keraguan ini semakin lancip saja

Setelah melalui banyak pertanyaanku, engkau tetap saja bergeming. Aku tak tahu lagi apa yang harus kukatakan dan kulakukan demi ***. Semuanya terasa membingungkan.
Jangan salah sangka. Bukan berarti aku hanya menginginkan wanita yang karir. Aku pasti memilihmu, seandainya kamu mau berjuang demi masa depan
Di masa tua, ia yang mendampingiku kuharap dapat terus diajak bekerjasama

Tidak! Seperti kau tahu, aku adalah pekerja keras.
Aku memahami kau bukanlah wanita yang datang dari kalangan berada. Dan itu tak akan pernah aku jadikan masalah. Malahan aku sangat bisa berdamai dengannya. Toh aku pun berasal dari kaum yang tidak seberapa. 
Kiranya itu yang dapat kujelaskan perihal mengapa aku ***.  Tidak. Aku akan selalu menjadi peria pekerja keras yang kau kenal, Sahabatku. Lalu, kapan kira-kira kita bisa ***?

Dari aku,  yang selalu merindukanmu

Post a Comment

0 Comments